SELAMAT DATANG DI BLOG CATATANKU

Selasa, 22 Januari 2013

Perkara dikhianati dan memaafkan


Yang namanya dikhianatin itu enggak ada enaknya, apa lagi saat orang yang kita sayang sedang berada jauh di sana, kita enggak tau apa yang dia lakuin di sana, hanya bermodal kepercayaan dan keyakinan yang intinya kita percaya dan yakin kalau dia di sana enggak bakal selingkuh. Ada beberapa perasaan yang bakal kita lakuin kalau kita sampai dikhianati, dan ini ada beberapa contoh kasus yang sering kita alami sendiri dan kita lihat di sekitar kita.

Apa yang kita lakukan saat kita dikhianati? | Pertama, ya harus menguatkan diri dulu dari apa yang telah terjadi, terutama kekecewaan. Kita yang dulu mencintai dia dan sekarang yang didapatkan adalah luka, luka, hanya luka yang memebekas. Sakit.

Apa enak, saat kita dikecewain? | enggak enak lah, gak ada enaknya. Saat kita dikecewakan dengan seseorang, kita gak perlu melampiaskan rasa sakit hati kita dengan seseorang yang tentunya orang itu tidak tahu ‘kenapa kita’, yang perlu kita lakukan bagaimana menguatkan diri dari rasa sakit sendirian.

Kalau kita sudah kuat hati dari adanya kekecewaan, baru kita bisa mendengar penjelasan dia kenapa dia bisa berkhianat. Kalau dia sudah jelasin, secara detail dengan tulus hati kenapa dia bisa berkhianat. lalu kembali ke kitanya lagi, Sanggup tidak menerima orang yang sudah mengkhianati cinta kita, dan kalau masih trauma mending jangan, ini bukan menerima hati yang pernah melukain, ini masalah trauma.

Kalau kita sudah dikhianati lalu kita tetap percaya, percaya kalau dia tidak akan mengulangi kesalahan dan tidak mengkhianati kita lagi. Percaya aja enggak cukup, karena yang namanya trauma itu akan tetap ada dan selalu ada,  Trauma itu tentang daya ingat; perpaduan antara hati dan fikirian, yang didalamnya terdapat masa lalu yang kelam dan itu tidak bisa dilupakan oleh kita. Memangnya bisa melupakan orang yang pernah melukaimu, saat orang itu sedang kita sayang?

***

Kenapa orang yang sudah dikhianati lebih ingin memilih dalam kondisi ‘ biarin aku sendiri dulu’? karena mereka ingin menguatkan hati dalam waktu yang tidak sebentar, mungkin beberapa hari. Menguatkan hati itu butuh waktu, Hati itu bukan barang mainan yang bisa mudah saja menerima dan merusaknya dalam artian memaafkan lalu menerima(kembali). Perkara memaafkan memang mudah, tapi emang bisa melupakan apa yang telah terjadi sebelum memaafkan, termasuk pengkhianatan?

Karena melupakan apa yang telah menyakiti hati kita tidaklah mudah saat kita memaafkan orang yang telah menyakiti kita. Ada beberapa orang yang kecewa dengan sendirinya karena terlalu berharap dengan bualan hatinya sendiri terhadap cintanya. Memaafkan itu memang indah, akan lebih indah lagi jika kita tidak ada kata saling memaafkan karena hal yang menyakitkan. Seindah-indahnya memaafkan, apa masih ada kata indah saat kita selalu teringat dgn luka setelah kita memaafkan? tidak.

Memaafkan bukan berarti melupakan hal yang pernah menyakiti. Bukan perkara kata 'ikhlas' saat memaafkan, untuk apa ada janji setelah itu ada pengkhianatan. Kalau tidak usah berjanji lalu dari mana datangnya keyakinan dan kepercayaan terhadap dia, saat kita menerima cintanya?

Dia yang berjanji lalu kamu yang percaya, dia mengkhianati lalu kamu masih tetap percaya? memaafkan? sedikit bodoh.
Lalu dia mati-matian membuatmu percaya lagi, saat dia sudah mendapatkanya, dia asik memainkannya kembali. Ternyata dia yang paling bodoh.

Pada akhirnya karena kebodohan awal dari bualan-bualan cinta, terlalu berharap dengan yang tidak-tidak, yang seharusnya itu memang tidak terjadi, karena terlalu berharap dan harapan itu jauh dari kenyataan, kecewalah kita.

Cinta itu seharusnya rasional. jangan membuat dia kecewa, karena untuk apa berjanji kalau pada akhirnya menyakitinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar